
Kita sering
mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah
merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah,
karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan
kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa
menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos
seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam
masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti;
bila kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan
yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan
persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan.
Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata,
sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika
mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa
mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat
adil-makmur dan sejahtera.