Saturday, September 19, 2009

Hikmah Sebuah Kata

Di suatu kampung bernama kampung manggis tinggal seorang pemuda bernama Banu, di kampungnya Banu terkenal brutal dan emosinya yang tidak terkontrol.
Dengan sikapnya yang begitu dia bukannya disegani masyarakat. Eh malahan dia ditakuti dan kalau bisa mereka tidak mau cari masalah dengan dia. Salah-salah malahan bogem mentah melayang.

14 September 2009, Kampung Manggis, 12:34.
Hari itu panas matahari terasa sangat menyengat. Si Banu jalan-jalan di pasar buat membeli keperluan sehari-hari (maklum si Banu kan gag pernah puasa ). Seperti biasa tiap kali Banu jalan-jalan di pasar pasti serasa jalan itu punya engkong nya. Bukan berarti jalanan sepi senyap kayak kuburan lho. Ternyata masyarakat yang ada udah pada nyingkir radius 1 meter dari dia. Salah-salah ada yang nyenggol si Banu, pulang-pulang muka hijau lebam,

Udah udara panas banget tambah masyarakat tidak mau “memperpanas” situasi. Sengaja neh masyarakat tidak mau berurusan dengan si Banu, tiba-tiba ada Bapak paruh baya yang sedang buru-buru menabrak dia sampai barang belanjaannya Banu jatuh berceceran di lantai. Dapat ditebak gimana reaksi si Banu. Mukanya jadi merah, luapan emosinya udah sampai ke ubun-ubun.

Banu : “Hei pak matamu di taroh di mana?”
Banu :”Jelas-jelas badan gwa sebesar ini apa masih kurang gede”

Tanpa sempat berkata apa-apa, Bapak yang gemetaran tersebut langsung di cangking kerah bajunya dan diberi 3 tinjuan.
Masyarakat yang lalu lalang pun hanya dapat iba atas nasib Bapak tersebut dan sepeninggal Banu langsung membantu Bapak tersebut berdiri.


16 September 2009 Kampung Manggis, 14.20.
Saudara si Banu datang dari kampung seberang. Orangnya tenang, sabar, dan tidak gampang emosian, jauh berbeda dengan Banu. Pemuda itu bernama Iman.
Besok nya si Iman ceritanya minta diajak jalan-jalan sama si Banu. Maklum si Iman belum pernah datang ke kampung nya Banu.
Seperti biasa jalan-jalan seakan milik mereka berdua. Kayak jalan tol bebas hambatan, tentu saja karena perangainya Banu.

Ceritanya lagi ada seorang kakek yang menabrak Iman. Bruuuuuuk, keduanya terjatuh. Si Banu membantu Iman berdiri dan kakek tersebut bangun sendiri. Si Banu ikut naik pitam biarpun bukan dirinya yang ditabrak tetapi saudaranya.

Iman : “Kek, Maaf yah udah nabrak kakek. Apakah ada yang luka?”
Kakek :”Gak apa cu, kakek juga salah habis kakek jalan asal nyelonong ajah.”
Pada hari itu si Banu diajarkan si Iman pelajaran berharga mengenai kata “Maaf”.

Pemandangan yang jauh berbeda jika kakek tersebut bertemu sama si Banu, dijamin suasananya pasti akan panas.
Banu tidak mau menerima alasan apapun, jika ada yang telah mengganggunya pasti tangannya ikut “bermain”. Bogem mentah pun melayang.
Dalam perjalanan pulang dia bertanya pada Iman.

Banu :”Man, kog tadi kamu biarin ajah tuh si kakek nabrak kamu?gak kamu hajar ajah tuh kakek?lagian juga bukan kamu yang salah ngapain minta maaf”
Iman :”Gag dunk nu, itu kan hal yang sepele. Emang sih si kakek yang nabrak tapi kan kasihan kalau dia musti digebukin.”
Iman :” Apalah arti kata “Maaf”, biarpun bukan kita yang nabrak dia doloan, tapi dengan adanya kata “Maaf” akan membuat suasana lebih nyaman dan tenang.
Banu :”?????”
Iman:
Minta Maaf tak berarti kalah.
Minta Maaf tak berarti lemah.
Memaafkan lebih bermanfaat daripada mendendam dan “main tangan”.
Kemampuan bukan datang dari kekuatan fisik. Kekuatan datang dari keinginan dan niat yang gigih dari dalam hati.”
Banu :”Ah, omong kosong ah dengan semua ini. Kagak percaya aku”


19 September 2009 Kampung Manggis, 15:30.
Suasana kampung diguyur hujan lebat. Karena besok udah lebaran si Banu dititipin enyak nya buat membeli keperluan lebaran. Banu yang sedang buru-buru sambil berlarian membawa belanjaan seabrek. Sesekali juga dia menggerutuk enyak nya karena menyuruh dia pergi belanja. Dipersimpangan jalan saking mau cepet-cepet pulang kerumahnya, dari sisi yang lain ada seorang pemuda juga yang berlari dengan kencang.

Akhrinya…Brakkk…tubrukan tidak terhindarkan dan kedua pemuda tersebut.
Kedua belanjaan pemuda tersebut berhamburan kemana-mana. Seperti biasa Banu naik pitam, dengan kesal dia mendatangi pemuda malang tersebut dengan tujuan mau menghajarnya. Tiba-tiba ada bunyi petir yang menyambar, ketika itu juga Banu teringat nasehat yang diberikan Iman kepada Banu

“Minta Maaf tak berarti kalah. Minta Maaf tak berarti lemah. Memaafkan lebih bermanfaat daripada mendendam dan “main tangan. Kemampuan bukan datang dari kekuatan fisik. Kekuatan datang dari keinginan dan niat yang gigih dari dalam hati.”

Sambil berjalan diapun merenungi maksud dari perkataan Iman tersebut sambil melakukan kilas balik perilaku yang dia pernah perbuat. Dia pun berpikir bahwa mungkin perbuatan yang dia lakukan itu agak keterlaluan, tapi dia juga berpikir tidak masalah donk kalau dia menghajar mereka wong emang salah mereka kog. Setan dan Malaikat pun berperang di dalam pikiran Banu. Sesampainya di tempat pemuda tersebut yang jatuh, ternyata Banu menyodorkan tangannya kepada pemuda tersebut dan meminta maaf dan mengakui itu kesalahannya. Biarpun sebenarnya itu bukan kesalahan dia.
Mulai saat itu Banu mulai belajar betapa berartinya kata “Maaf”. Dan saat itu pula julukannya Banu si “pemarah” menjadi Banu si “pemaaf”.

Manusia di kehidupannya sehari-hari, seringkali hanya karena masalah sepele bisa menimbulkan percekcokan, pertengkaran, permusuhan, bahkan dalam skala besar bisa menimbulkan peperangan. Semua berpangkal pada keinginan memuaskan ego atau gengsi manusia yang merasa benar sendiri, mau menang sendiri. Kalau itu tidak bisa dikendalikan dengan baik, maka akan timbul dampak kelanjutannya berupa lahirnya kebencian, dendam, dan penderitaan yang berkepanjangan.

Jika manusia mampu meredam ego, mau menang sendiri, dan berinisiatif mengakui kesalahan dan memohon maaf, seperti cerita di atas tadi, maka banyak masalah pertengkaran dan permusuhan bisa diredam bahkan dihilangkan. Sebagai gantinya, akan lahir kedamaian dan keharmonian yang seutuhnya.

Berhubung dapat moment yang pas buat saling bermaaf-maafan hendaknya kita mulai dari sekarang. Yang sifatnya masi pemarah seperti “Banu” hendaknya kita belajar seperti dia, sehingga dapat menjadi “Banu si pemaaf”. Bermaaf-maafan tidak hanya kita lakukan pada bulan ramadhan dan lebaran idul fitri saja lho. Mengakui kesalahan sendiri membutuhkan jiwa besar, dan berjiwa besar tentu butuh belajar dan berlatih, di setiap kesempatan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin



Share/Save/BookmarkSubscribe

12 comments:

  1. cerita yang menginspirasi, mas..
    pas dengan suasana lebaran..
    mari semuanya, saling memaafkan :)

    ReplyDelete
  2. @wellsen
    iyah marilah kita memanfaatkan momen lebaran ini supaya dapat saling menjalin tali silaturahmi..

    ReplyDelete
  3. Menarik ceritanya mas, makna yang bisa memotivasi kita akan pentingnya kata maaf.
    Thanks ya,

    ReplyDelete
  4. @mas ricky

    iyah bener banget terkadang masalah yang pelik tidak bisa dilaawn dengan emosi tetapi dengan kerendahan hati. betapa pentingnya mengucapkan kata "maaf"

    ReplyDelete
  5. perkataan mampu membuat seseorang berubah

    ReplyDelete
  6. Terima Kasih, Tulisan yang sangat membantu. Salam Sukses!

    ReplyDelete
  7. cemerlang Postingan dan Infonya.boleh dicoba. ditunggu info berikutnya. Terimaksih

    ReplyDelete
  8. cemerlang Postingan dan Infonya.boleh dicoba. ditunggu info berikutnya. Terimaksih

    ReplyDelete
  9. Tips dan Info menarik, boleh dicoba, Semoga berhasil

    ReplyDelete
  10. I needed to thank you for this great read!! I definitely enjoyed every little
    bit of it. I have got you bookmarked to look at new
    things you post…

    Check out my page von privater in gesetzliche krankenkasse wechseln

    ReplyDelete
  11. There is manifestly a whole lot to know about this.
    I think you made some superb shows in Options also.


    my web-site: financing bad credit

    ReplyDelete
  12. To begin earning income along with your internet log, initially use Google Adsense but gradually as your
    traffic increases, Proceed adding an increasing number of income making programmes for your website.



    Feel free to surf to my blog post mortgage with bad credit

    ReplyDelete

Silahkan mengirimkan saran,kritik,pendapat tentang artikel ini. Komentar dari anda akan sangat bermanfaat bagi saya.Jadi jangan ragu untuk mengirimkan komentar yah.