Thursday, May 21, 2009

Unforgettable Moment

Tidak ada yang dapat kita tebak apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Itu seperti Rahasia Masa Depan yang telah diatur oleh yang Maha Kuasa. Manusia hanyalah dapat berusaha sambil diselingi dengan berdoa. God is absolutely good and give thanks to Him all the time.

Hari-hari terakhir pekerjaan kantor sangat melelahkan. Tidak ada
waktu untuk 'memanjakan' diri sendiri. Bahkan saat akan beristirahat
pun, segala masalah dan tugas dalam pekerjaan selalu menghantui
pikiran. Jadi Sabtu kemarin aku habis kan waktu dengan tidur
seharian. Membaca buku, menonton televisi, dengar kaset. Laptop
yang tergeletak di atas meja tidak aku sentuh sedikit pun. "Masa
bodoh" pikirku. Sendok suapan terakhir telah masuk ke dalam perut. Wah, kenyang juga. Kubenahi segala dokumen yang dibutuhkan dan segera keluar kantor mencari taxi. Sudah 5 menit aku menunggu, akhirnya taxi yang kutunggu datang juga. "Daerah kota pak" seruku pada supir taxi. "Kotanya di mana pak?", dia menimpali.
"Wah, namanya apa yah?" aku sendiri tidak begitu ingat.
"Nanti saya tunjukkan jalannya kalau sudah sampai di sana"
"Baik Pak". Suasana hening.


Tidak beberapa lama pak supir berkata, "Tadi orang yang pakai taxi
ini sebelum Bapak, naik dari Taman Anggrek". Dekat amat pikirku. Kantorku ada di daerah Citraland. "Kok mau sih pak?" ucapku. "Wah tidak baik menolak rejeki. Kalau Tuhan sudah kasih berkat, masa kita tolak", ujarnya dengan logat batak yang masih terasa. "Kalo supir lain sih pasti nolak. Kalau saya, ngak masalah, dekat atau jauh toh berkat dari Tuhan." "Wah, berfilsafat dia.", pikirku. "Tapi sebenarnya untung juga sih kalau nariknya deket. Tadi saja saya di kasih uang 10.000. Padahal argonya nggak sampe 5 ribu. Saya senang juga. Tapi sebenernya saya ngak tega kalo mesti nolak. Dia kan pasti mau buru-buru. Bagaimana rasanya, sesudah duduk, eh malah saya tolak. Sakit hati kan".

"Iya juga yah", pikirku. Suasana hening kembali. Kuperhatikan wajahnya dari kaca mobil. Keliahatannya ceria, tidak seperti sopir-sopir taxi yang lain. Yang rata-rata wajahnya cemberut. "Bapak sudah lama jadi sopir taxi", Tanyaku memecah keheningan. "Baru empat tahun Pak." "Sebelumnya kerja di mana?" "Dulu saya kerja di perhotelan."
"Kerja di bagian apa Pak?" "Manager operasional" Hah?
Tidak salah dengar? Manager ? ngak mungkin ah.. "Anak buahnya
banyak pak?", tanyaku sedikit menyelidik. "Ada sekitar 100
orang". "Terus, koq sekarang malah jadi sopir taxi" "Wah, panjang ceritanya Pak." "Oh.", gumanku dan tidak bertanya lebih lanjut, kelihatannya ada kenangan pahit yang dia alami.

"Biasalah pak korban kena sikut", ujarnya meneruskan, "Padahal dia
teman baik saya. Tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu. Tapi
buat saya itu ngak masalah. Saya percaya Tuhan pasti akan tetap
membimbing saya. Buktinya saya langsung bisa dapat pekerjaan lagi. Walaupun tidak sehebat seperti dahulu. Yah, sudah cukuplah, untuk kebutuhan sehari-hari". "Kenapa Bapak tidak mencoba melamar di hotel lain?" "Nama saya sudah rusak Pak."
"Pasti karena di fitnah oleh teman baiknya itu", pikir ku...

Kuperhatikan lagi wajahnya. Tetap ceria seperti tadi. Tidak nampak
terbeban. "Lebih enak jadi sopir atau kerja seperti dulu Pak?",
tanyaku. "Wah, enak atau enggak tergantung hati kita Pak.
Pokoknya kita mesti sadar, bahwa apa yang kita punya saat ini, Tuhan
yang memberi. Mengucap syukur senantiasa. Sukacita bukan datang dari
luar, tapi dari dalam diri kita. Jadi kalau di tanya lebih enak mana, dulu atau sekarang, jawabannya yah: dua-duanya. Mau jadi apa
aja ngak masalah, yang penting ada rasa syukur, pasti sukacita itu datang dengan sendirinya." Wah, jadi malu aku.

Aku yang sejak kecil di didik dalam keluarga percaya, masih mengeluh
kan pekerjaan yang saya terima. Padahal kalau dibandingkan dengan
sopir taxi, pekerjaan saya jauh lebih enak. Dengan penghasilan yang
lebih tinggi tentunya. Tapi, dasar! Nggak ada ucapan syukurnya.
Aku jadi teringat akan nasehat yang mengatakan "Jika kita melakukan
sesuatu,lakukanlah segala sesuatu seperti kita melakukan untuk Tuhan". Hmmm, hari ini aku di sadarkan kan oleh seorang taxi. Hari ini aku di kuatkan kembali untuk selalu bersyukur dalam segala hal.

Manusia telah diberi anugerah berupa kemampuan yang dimilikinya. Potensi-potensi tersebut perlu kita gali agar kita dapat membuka tabir "Rahasia Masa Depan" yang masih buram. Tetapi selain kemampuan / skill kita juga sangat membutuhkan yang namanya usaha. Karena tanpa usaha semua hal akan sia-sia belaka. Tiada hal yang mustahil. Tanpa usaha kita tidak akan dapat mengetahui hasil yang akan kita dapatkan.

Ingat 99% adalah usaha dan 1% adalah potensi diri
Terus mencoba dan belajar demi mendapatkan pelajaran hidup...

Thursday, May 14, 2009

Indah nya kerjasama memuluskan segalanya

Seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, Tiba tiba
datang se-ekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, Lalu
kelinci itu berkata: "Kalau memang kamu berani, hayo kita
berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan
yang menang, dan saya yakin saya akan menang."

Sang Rubah jantan merasa tertantang, "dimanapun jadi, Masa sih
kelinci bisa menang melawan aku?" Merekapun masuk ke dalam sarang
kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil
menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya
dengan nikmat.


Sang Kelinci kembali bersantai, Sambil memakai kaca mata hitam dan
topi pantai Tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak
memangsanya, Lalu kelinci berkata : "Kalau memang kamu berani,
hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi
santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang. "Sang
serigala merasa tertantang, dimanapun
jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"


Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian
sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan
melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan
merebahkan diri diatas pasir, Tiba tiba datang seekor beruang
besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata: "Kalau memang
kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang
kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan
menang. "Sang Beruang merasa tertantang, "dimanapun jadi, Masa
sih kelinci bisa menang melawan aku?" Merekapun masuk ke dalam
sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar
sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan
nikmat.

Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis
sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang
kelinci, sambil melambai "Hai, keluar, sudah sore, besok kita
teruskan!!"

Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya.
Sambil menguap Harimau berkata " Kerjasama kita sukses hari ini,
kita makan kenyang Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

RENUNGAN
The Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara
The Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling
berjaya.

Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada
kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama:
(Meskipun dengan seseorang yang kelihatannya tidak lebih baik dari kita)
Hindari sikap individualistis dan mau tidak mau bekerja sama dengan orang lain.
Karena dengan bantuan orang lain pula lah kita dapat sukses dan berhasil.




Sunday, May 10, 2009

Sukses itu tidak 'gampang'

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.

Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. "Kuatkan hatimu".


Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.

Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.


Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang.

Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.

Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.


Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus.


Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.


Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.


Akhirnya sesudah sekian tahun,di masa depan terbentuk sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.

Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga.

Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.



-----


Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".


Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.

Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki,

menjadi `kerang biasa' yang disantap orang,

atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'.


Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Wajar saja sih karena pada hakekatnya manusia sering putus aja jika dilanda oleh berbagai permasalahan dan persoalan
Tetapi sebagai orang yang ingin sukses kita harus menyikapi hambatan tersebut sebagai awal "kesuksesan yang tertunda"

Salah satu rahasia masa depan gemilang para orang sukses adalah "Kita tidak akan pernah menjadi sukses bila berpikir dan bertindak biasa"
Tidak cukup hanya menjadi rata-rata tetapi kita harus berusaha untuk menjadi yang paling "excellent"

So..sahabat mungkin saat ini kamu sedang mengalami penolakan, kekecewaan,patah hati, atau terluka karena orang-orang disekitar kamu..

cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu..

"Air mataku diperhitungkan Tuhan..dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara-mutiara..."


-Kesuksesan dibangun dari langkah kecil yang dilakukan saat ini-
Kesuksesan tidak ada yang instant..Semua diawali dengan perjuangan..Iulah rahasia masa depan yang hanya bisa kita ubah oleh "langkah kecil yang kita ambil sekarang"


STORIES - The Cost of Money

A boy was walking along a road one day when he spotted a ten-cent coin shining in the dust. He picked it up and thought, "This coin is mine And it cost me nothing!"

He couldn't help beaming as he continued walking. He thought, "I'm sure there're more coins lying around. I just have to look out for them."

From that day, wherever he walked, he kept his head down, his eyes
closely surveying the ground for more coins - and perhaps even greater treasure!

The years passed as if in a blink of an eye, and as the boy continued down his path, the sun and moon brought the light and dark over him in a rapid and whimsical manner. Kind of like in a stop-action-clay-animation film by Tim Burton.



The boy was now an old man. As he sat by the window of his rickety shed, he unfurled the handkerchief in which he kept his life's hoard of picked-up change.

He counted slowly just to make sure. One dollar, two dollars, three
dollars? $12.82! And when he'd finished counting, his treasure would bring the smile to his face again, lighting it up as if he were still the boy who'd picked up his first ten-cent coin.

His thoughts travelled back in time "This coin is mine! And it cost me nothing!"

During his lifetime, he collected a total of $12.82. He kept his treasure safe, delighting in the fact that the money had cost him nothing. Or had it?

In the course of scouting out his treasure, he had missed seeing the full beauty of 35127 sunsets, the splendour of 327 rainbows, the beauty of white clouds floating overhead in crystal blue skies, leaves fluttering against a backdrop of brilliant sunshine, and
possibly the joy of a wife and children had he only taken his eyes off the ground to truly see the real joys of life.

A life? worth all of twelve dollars and eighty-two cents.


Cinta tidak selalu berwujud bunga

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.

Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.

Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang.

Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", tanya suami saya dengan terkejut.

Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya :

"Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung.

Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.

Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ......

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.

Saya melanjutkan untuk membacanya."

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'.

Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.

Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".